Bagaimana Caranya Bangkit dari Kegagalan?

Gambar: pexels.com/Andrea Piacquadio

Kegagalan tentunya tidak terlepas dari kehidupan kita, baik dalam pendidikan, karir, bahkan percintaan sekalipun. Kita pun terkadang sulit berdamai dengan kegagalan tersebut sehingga kita jadi galau karena merasa diri kita ga mampu mencapai sesuatu yang kita inginkan.

Pulih dan bangkit dari kegagalan ini tentunya memerlukan waktu dan usaha untuk terlepas dari hal tersebut. Caranya adalah dengan melakukan resiliensi. Apa itu resiliensi? Apa penyebabnya? dan bagaimana cara menumbuhkannya? Yuk, kita bahas! 

1. Apa itu Resiliensi?

Gambar: pexels.com/Andrea Piacquadio

Resiliensi merupakan suatu usaha dari individu untuk mampu beradaptasi dengan baik terhadap keadaan yang menekan, sehingga mampu untuk pulih dan berfungsi optimal serta mampu melalui kesulitan. Secara umum resiliensi merujuk pada faktor-faktor yang membatasi perilaku negatif yang dihubungkan dengan stres dan beradaptasi dengan situasi yang berbeda meskipun dihadapkan dengan kesengsaraan (Waxman, Gray, & Padron, 2003).

Dengan kata lain, resiliensi mengajarkan kita bagaimana caranya pulih dari situasi yang sulit (kegagalan) dan mampu untuk melaluinya serta bangkit dari kesulitan tersebut. 

2. Apa Penyebab Munculnya Resiliensi?

Gambar: pexels.com/Anna Shvets

Penyebab munculnya diantara lain pengendalian impuls, regulasi emosi,  optimisme, analisis kausal, efikasi diri,  empati, serta pencapaian (Reivich & Shatte, 2002).

1. Pengendalian impuls

Kemampuan mengendalikan keinginan, dorongan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri seseorang. Orang yang mampu mencegah kesalahan pemikiran sehingga dapat memberikan respons yang tepat pada permasalahan yang dihadapi merupakan orang yang dapat mengontrol impulsnya. Baik dorongan dari dalam diri maupun dari orang lain.

2. Regulasi emosi

Kemampuan untuk mengontrol atau mengendalikan emosi dengan baik meskipun di bawah tekanan. Orang yang resilien dapat tenang dalam situasi apapun, khususnya ketika berhadapan dengan kesulitan dan tantangan.

3. Optimisme

Kemampuan untuk tetap positif dan realistis tentang masa depan dan dapat merencanakannya dengan baik. Optimisme juga diartikan sebagai orang yang percaya bahwa ia dapat menangani masalah yang muncul di masa yang akan datang.

4. Analisis kausal

Kemampuan seseorang dalam mengidentifikasi penyebab masalah yang terjadi secara akurat. Jika ia tidak dapat mengidentifikasi masalah yang di alami, maka ia cenderung akan mengulang kesalahan yang sama.

5. Efikasi diri

Keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan cara yang efektif. Dengan efikasi diri yang tinggi, orang akan meyakini dirinya sendiri untuk mampu berhasil dan sukses serta memiliki komitmen dalam memecahkan masalah.

6. Empati

Kemampuan untuk membaca dan memahami perilaku orang lain dengan tanda-tanda psikologis dan emosi serta membangun relasi yang baik. Orang ini dapat membaca tanda-tanda non-verbal seperti ekspresi wajah, nada suara, bahasa tubuh, dan lainnya.

7. Pencapaian

Kemampuan untuk berani mengambil kesempatan serta tantangan baru dalam  meningkatkan aspek positif dari kehidupan. Hal ini tidak hanya penting untuk pengalaman hidup yang negatif dari trauma tapi juga mencari pengalaman baru.

3. Bagaimana Cara Menumbuhkan Resiliensi?

Gambar: pexels.com/fauxels

1. Menemukan tujuan
2. Menetapkan tujuan
3. Percaya pada diri sendiri
4. Mengembangkan jejaring sosial
5. Merangkul perubahan
6. Bersikap optimis
7. Memelihara diri sendiri
8. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
9. Mengambil tindakan
10. Berkomitmen untuk membangun keterampilan dari waktu ke waktu

Dengan resiliensi kita diharapkan dapat pulih dan bangkit kembali terhadap situasi yang sulit agar dapat menjalani aktivitas tanpa stress dan rasa bersalah serta mampu berdamai dengan diri sendiri.

Sumber: 
Missassi, V., & Izzati, C. D. I. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi. Prosiding Seminar Nasional Magister Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, 433-441.

Hertinjung, S. W., dkk. (2022). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI RESILIENSI REMAJA DI MASA PANDEMI. Proyeksi17(2), 60‐71.

• Sasmita, O. N., & Afriyenti, U. L. (2020). Resiliensi Pascabencana Tsunami. INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, 4(2), 94-101.

Kendra Cherry, MSEd. (2022, October 6). 10 Ways to Build Resilience. Verywellmind.com. https://www.verywellmind.com/ways-to-become-more-resilient-2795063 

Comments