Apakah Kebodohan Semenakutkan Itu Bagi Umat Manusia?

Gambar: pixabay.com/qimono

Kebodohan. Sebuah kata yang menakutkan ini menjadi musuh serta penyakit umat manusia dalam permasalahan sosial selain kemiskinan dan kriminalitas yang kita sendiri bahkan jarang menyadari hal tersebut. 

Jika masyarakat bisa menjadi bodoh, maka kebodohan dapat berkembang pada masyarakat dan mereka mengartikan kata "bodoh" dengan persepsi yang berbeda-beda.

Lantas, kebodohan seperti apa yang dapat membahayakan umat manusia? Dan apa arti kata "bodoh" menurut para ahli? Simak penjelasannya! 

Hukum & Teori Kebodohan 

1. Five Basic Laws of Human Stupidity: Carlo M. Cipolla 

Gambar: pixabay.com/succo

Inilah lima hukum dasar kebodohan Cipolla:

1. Selalu dan mau tidak mau, setiap orang meremehkan jumlah individu bodoh yang beredar.

2. Kemungkinan seseorang menjadi bodoh tidak bergantung pada karakteristik lain dari orang tersebut. Seperti pendidikan, kekayaan atau status tidak ada hubungannya dengan itu.

3. Orang bodoh adalah orang yang merugikan orang lain, sedangkan dirinya sendiri tidak memperoleh keuntungan.

4. Orang yang tidak bodoh selalu meremehkan kekuatan merusak dari orang bodoh dan selalu lupa bahwa berurusan dengan orang bodoh selalu menjadi kesalahan yang merugikan.

5. Orang bodoh adalah tipe orang yang paling berbahaya, bahkan lebih berbahaya dari bandit.

Cipolla beranggapan bahwa orang bodoh selalu berkontribusi terhadap kerugian masyarakat. Tidak hanya itu, mereka juga selalu melakukan tindakan tanpa alasan yang jelas dan sering membuat frustrasi, marah, dan membingungkan orang lain.

2. Theory of Stupidity: Dietrich Bonhoeffer

Gambar: unsplash.com/Elimende Inagella

Bonhoeffer berpendapat bahwa kebodohan lebih buruk daripada kejahatan karena kebodohan dapat di manipulasi dan dimanfaatkan oleh kejahatan. 

Ia juga berpendapat bahwa kebodohan cenderung berjalan seiring dengan perolehan kekuasaan yang berarti kita menyerahkan kemampuan kritis individu kita.

Hal ini berarti keinginan kita untuk memperoleh kekuasaan sejalan dengan nilai atau pemikiran yang telah di manipulasi dan dimanfaatkan oleh kita sendiri yang membutakan, menyalahgunakan, dan menganiaya diri kita sendiri tanpa berpikir kritis mengapa kita ingin meraih hal tersebut termasuk pengikutnya.

Maka dari itu, semakin seseorang menjadi bagian dari kelompok, semakin berkurang ciri khas individu tersebut. Karena nilai dalam kelompok yang begitu kuat membuat kita menjadi kurang kritis terhadap nilai dalam diri kita. 

3. Buku Filsafat Ilmu Suatu Pengantar Populer: Jujun S. Suriasumantri

Gambar: pixabay.com/geralt

Dalam buku tersebut mengatakan bahwa berdasarkan pengetahuannya manusia dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu:

1. Manusia yang mengetahui bahwa ia mengetahui (pintar).

2. Manusia yang mengetahui bahwa ia tidak mengetahui (bijaksana).

3. Manusia yang tidak mengetahui bahwa ia mengetahui (bodoh).

4. Manusia yang tidak tahu bahwa ia tidak mengetahui (celaka).

Dalam konteks ini, orang bodoh sesungguhnya mengetahui, tetapi dia tidak mengetahui tentang apa yang dia ketahui. Maka pengetahuan yang dia punya tidak berfungsi karena tidak bisa dimanfaatkan olehnya.

Maka, bisa disimpulkan bahwa bodoh dan kebodohan itu adalah kondisi mental tentang pengetahuan yang dia miliki pada dirinya. 

Orang yang tidak memilikinya belum tentu bodoh jika ia mengetahui bahwa ia tidak mengetahuinya. Mereka yang menganggap dirinya pintar akan terlihat bodoh ketika menghakimi orang lain sebagai bodoh.

Kebodohan dari Segi Psikososial

Gambar: unsplash.com/Jacek Dylag

Sebagai manusia pembelajar, kita selalu mempelajari lingkungan sekitar untuk memenuhi diri kita terhadap keingintahuan dengan proses yang berbeda-beda. 

Tapi, pembelajaran yang kita dapat menjadi sulit dan rugi untuk diterima karena kebodohan yang mendorong perilaku maladaptif dengan menyangkal pengetahuan kita tentang lingkungan dan dampak kita terhadapnya. 

Secara umum, pembelajaran diarahkan dan dikendalikan oleh sebuah "Skema". Sebuah seperangkat mental yang menyediakan konteks untuk menafsirkan peristiwa-peristiwa dalam bidang persepsi dan program untuk perilaku. 

Skema dikatakan baik jika sesuai dan memadai, atau buruk jika tidak sesuai atau tidak memadai untuk situasi dan masalah yang dihadapi. 

Kebodohan adalah masalah memodifikasi skema yang baik secara tidak perlu sehingga dapat merugikan diri kita sendiri. Kita biasanya melakukan hal itu karena kita semua terlibat secara emosional dengan skema sejauh kita mengidentifikasikannya. 

Dengan demikian, seseorang dapat mengubah dirinya agar sesuai dengan citra diri, namun enggan mengubahnya hanya untuk menyelaraskannya dengan informasi yang ada di lingkungannya tersebut.

Masing-masing dari kita membangun realitas kita sendiri melalui proses memilah persepsi ke dalam berbagai kategori. Ini adalah konstruksi skema yang nantinya akan menentukan dunia psikologis setiap orang, aturan yang digunakan untuk menetapkan persepsi ke dalam kategori tertentu, dan hipotesis yang dibuat untuk menjelaskan bagaimana berbagai peristiwa dan objek yang dirasakan berhubungan satu sama lain.

Oleh karena itu, kebodohan tidak hanya menjadi penghambat tetapi juga umpan balik. Beberapa rangsangan, pembelajaran dan pemikiran terhambat, sementara imajinasi aktif dapat menciptakan persepsi menyenangkan yang menyesatkan dan mendorong aktivitas yang mungkin maladaptif bagi diri kita sendiri maupun bagi lingkungan sekitar.

Kebodohan yang membahayakan umat manusia adalah perilaku yang merugikan orang lain dan dirinya dalam "skema" nya sendiri serta suka menghakimi orang lain. Selain itu, manusia punya persepsinya masing-masing dalam mengartikan hal tersebut dan kita perlu menghargai persepsi tersebut. 

Apa pendapatmu tentang "bodoh" ini? Apakah kebodohan merupakan musuh terbesar umat manusia? Share pendapatmu di kolom komentar

Sumber: 
Jonas Koblin. (2023, January 26). Cipolla’s 5 Laws of Human Stupidity. Sprouts. https://sproutsschools.com/cipollas-5-laws-of-human-stupidity/

C. A. Russell. (2023, August 5). Carlo M. Cipolla. Wikipedia. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Carlo_M._Cipolla

Jonny Thomson. (2023, January 26). Bonhoeffer’s “theory of stupidity”: We have more to fear from stupid people than evil ones. Bigthink. https://bigthink.com/thinking/bonhoeffers-theory-stupidity-evil/

Desvian Bandarsyah. (2019, April 20). Bodoh dan Kebodohan Era Post Truth. Geotimes. https://geotimes.id/kolom/bodoh-dan-kebodohan-era-post-truth/

James F. Welles. (2019, August 5). The Psychosocial Basis of Stupidity. EScientific. https://escientificpublishers.com/the-psychosocial-basis-of-stupidity-JBND-01-0008

Comments

Anonymous said…
Sepertinya tidak ada orang yang bodoh di dunia ini. Hanya, perbedaan seseorang dalam menerima informasi dan bagaimana menggunakan informasi tersebut di dalam kehidupannya. Dalam hal umum biasa disebut dengan pembelajaran.
fia_stayc said…
Semua orang punya pendapatnya masing-masing tentang hal ini dan terima kasih sudah berpendapat 👍.